dalam kehidupan, ada yg dinamakan firasat / feeling, serta keinginan. apa maksudnya itu? tentu saja itu merupakan substansi dan kegiatan yg dilakukan manusia demi mendapat sebuah hal yang dinginkan, yakni dengan beberapa tahapan yg harus dilalui sebagai berikut :
1. niat
2. usaha
3. hasil
dari 3 langkah diatas, tentunya kita sudah melakukannya demi mendapat sebuah jawaban dari firasat yang kita dapat. mengenai feeling ke seseorang yg dikagumi, berlanjutlah ke niat yg ingin memiliki, biasanya hal seperti ini disebut "cinta". akan tetapi bagaimana jika cintamu itu terlalu instan dan terlalu dini usianya? apakah kuantitasnya / kualitasnya yg kamu inginkan? ya itu hanya dirimu yg tau.
dari segi niatan, benar2 sudah mentok ingin mengikat seseorang tersebut dengan janji suci. jarak jauh ditempuh. mengutarakan kejujuran yg pahit, menginginkan dia bersanding disisiku, tapi inget kita gak bisa memaksakan kehendak dari 1 pihak lho ya, tentu kita sih sebagai seorang laki2 bukan untuk dipilih dan kita memilih, mengejar cinta yg blm pasti, sehingga sebuah usaha pun dilancarkan dan hasilnya pun dicapai, ingat "hasil" disini bisa berupa sebuah kegagalan / keberhasilan.
dalam hidup tentunya kita tidak bisa memaksakan kehendak terhadap seseorang, bahkan terhadap istri kita pun kelak dan anak2 kita pun tidaklah pantas memaksakan kehendak secara berlebihan. namanya juga paksaan itu tidak baik. ikhlas itu kuncinya, biarpun kita mendapat kegagalan dalam sebuah usaha, namun kita harus tetep bisa melapangkannya,Tuhan tak pernah memberi rencana yg lebih buruk. itu saja sih ikhlas kita.
so? bagi yg sudah berusaha tapi masih gagal ingat pepatah "jika kau mencintai seluas daratan, maka kau harus merelakan juga seluas samudera."
sekian
Hanya sebuah curahan pikiran yang terjadi karena kehidupan, karena menggenggam pasir secara utuh itu tak semudah yang dibayangkan, adanya keharusan untuk menggenggam dengan seksama dan berhati2 agar tak berceceran, selagi roda kehidupan yang berputar memerlukan sebuah presisi dimana mengontrol sebuah ego bakal lebih bervariasi jenisnya jika kita berpikiran seperti layaknya orang biasa. Karena, yang bisa hanyalah orang2 terpilih dan terkendali, "When all is one, and one is all."
Friday 25 September 2015
Sunday 13 September 2015
Sepenggal Aneh
Jujur sih, bukan ingin rasis atau apa. Penulis memang dulunya ada pengalaman buruk di 2 kota yg penulis maksud, yakni Surabaya dan Surakarta, penulis sadar bahwa menjelek2an sebuah kota dengan oknumnya itu sangatlah sensitif dan bakal menjadi bumerang baginya, kenapa? yup .. kedewasaan ialah kuncinya,
1. penulis selalu emosi dijalan ketika memasuki kota Solo Jateng, kenapa? trafficnya kurang begitu disukai oleh penulis, banyak yg ngawur, spion tak pernah dipakai, crowded (macet) dan debu emisi gas buang dari bus bus kota, penulis hambar dan serasa ingin cepat2 meninggalkan kota yang semrawut ini.
2. didunia maya pada kususnya di sosmed, penulis sering didapati cekcok dengan oknum2 warga Surabaya karena mereka terlalu jujur dan terlalu kontras dengan budaya kota sang penulis, setiap komentar demi komentarnya, penulis selalu dikomentari oleh oknum2nya, tak perduli siapa mereka dan apa jabatan mereka.
3. sebelum ibunda penulis tiada, penulis sering sekali ngomel2 didepan ibunda, dimana selalu ujung2nya penulis dimarahin dan disadarkan, "awas nanti malah dapet jodoh dari sana kapok kamu dek." hmmm, penulis merupakan sosok yang sombong dalam menanggapi ibunda waktu itu,
tapi kini, penulis sadar, bahwa ibunda yang telah tiada memberikan cerminan yg baik kepada penulis dimana rasis itu tak baik dan tidak semua oknum yg bersalah mencerminkan budaya kearifan lokal kota setempat. sepertinya sudah bukan rahasia umum juga, tapi itu tetap saja semuanya ialah ajang "pendewasaan" dan menjadi "dewasa" itu pilihannya, teka teki mulai terkuak. satu demi satu clue terbuka lebar, penulis ingin momentum ini menjadi baik dan nyata kelak.
karena waktu yang tepat tak kan pernah datang pada orang yg menunggu, jempulah bolamu dan lakukan gol indah ke gawang lawanmu sehingga kemenanganmu mutlak dan pantas,
usai saja ketidak jelasan malam ini hehe,
sekian ..
1. penulis selalu emosi dijalan ketika memasuki kota Solo Jateng, kenapa? trafficnya kurang begitu disukai oleh penulis, banyak yg ngawur, spion tak pernah dipakai, crowded (macet) dan debu emisi gas buang dari bus bus kota, penulis hambar dan serasa ingin cepat2 meninggalkan kota yang semrawut ini.
2. didunia maya pada kususnya di sosmed, penulis sering didapati cekcok dengan oknum2 warga Surabaya karena mereka terlalu jujur dan terlalu kontras dengan budaya kota sang penulis, setiap komentar demi komentarnya, penulis selalu dikomentari oleh oknum2nya, tak perduli siapa mereka dan apa jabatan mereka.
3. sebelum ibunda penulis tiada, penulis sering sekali ngomel2 didepan ibunda, dimana selalu ujung2nya penulis dimarahin dan disadarkan, "awas nanti malah dapet jodoh dari sana kapok kamu dek." hmmm, penulis merupakan sosok yang sombong dalam menanggapi ibunda waktu itu,
tapi kini, penulis sadar, bahwa ibunda yang telah tiada memberikan cerminan yg baik kepada penulis dimana rasis itu tak baik dan tidak semua oknum yg bersalah mencerminkan budaya kearifan lokal kota setempat. sepertinya sudah bukan rahasia umum juga, tapi itu tetap saja semuanya ialah ajang "pendewasaan" dan menjadi "dewasa" itu pilihannya, teka teki mulai terkuak. satu demi satu clue terbuka lebar, penulis ingin momentum ini menjadi baik dan nyata kelak.
karena waktu yang tepat tak kan pernah datang pada orang yg menunggu, jempulah bolamu dan lakukan gol indah ke gawang lawanmu sehingga kemenanganmu mutlak dan pantas,
usai saja ketidak jelasan malam ini hehe,
sekian ..
Saturday 12 September 2015
Teman
terbang tanpa arah tujuan,
dari barat ke timur pun sebuah harapan berlalu
seluruh isi dari curahan hati tak terbantahkan
melesat secepat kilat.
pesona kerinduan akan hati yg bahagia,
menjamah awan dengan risaunya
kegelapan malam menghantui
gelihsah didada tak dapat dipatahkan
terdengarlah kicau burung gereja,
meramaikan nistanya lorong lorong kelabu
berandai andai tanpa secuil ikhlas
meraung raung dalam batasan kemunafikan
tiba tiba bergejolak asa di jiwa,
memerlihatkan indahnya kata
hanya satu kata yang tertera tuk melampiaskan kegelisahan itu
"teman" kita tak lekang oleh waktu.
dari barat ke timur pun sebuah harapan berlalu
seluruh isi dari curahan hati tak terbantahkan
melesat secepat kilat.
pesona kerinduan akan hati yg bahagia,
menjamah awan dengan risaunya
kegelapan malam menghantui
gelihsah didada tak dapat dipatahkan
terdengarlah kicau burung gereja,
meramaikan nistanya lorong lorong kelabu
berandai andai tanpa secuil ikhlas
meraung raung dalam batasan kemunafikan
tiba tiba bergejolak asa di jiwa,
memerlihatkan indahnya kata
hanya satu kata yang tertera tuk melampiaskan kegelisahan itu
"teman" kita tak lekang oleh waktu.
Saturday 5 September 2015
Rasa Harmoni Itu
Kekaisaran jiwa putih berisikan kasih.
Menggelora jiwa dengan ketukan cinta.
Aroma-aroma kasih mesranya bagai sapu tangan putih.
Sindiran cinta berkeluh kesah dgn adanya jiwa.
Kupu-kupu datang dengan silih berganti warna.
Dedaunan berkumpul krn angin yg datang.
Nafsu memang akan lekang oleh waktu.
Namun rasa ini tak kan hilang dalam asa.
Harmoni salurkan selarasnya harapan dan keinginan.
Harmoni berikan cerahnya masa depan.
Harmoni akan satukan seluruh rasa dan cinta.
Dan harmoni pasti akan berikan yg terbaik untuk kita berdua.
Menggelora jiwa dengan ketukan cinta.
Aroma-aroma kasih mesranya bagai sapu tangan putih.
Sindiran cinta berkeluh kesah dgn adanya jiwa.
Kupu-kupu datang dengan silih berganti warna.
Dedaunan berkumpul krn angin yg datang.
Nafsu memang akan lekang oleh waktu.
Namun rasa ini tak kan hilang dalam asa.
Harmoni salurkan selarasnya harapan dan keinginan.
Harmoni berikan cerahnya masa depan.
Harmoni akan satukan seluruh rasa dan cinta.
Dan harmoni pasti akan berikan yg terbaik untuk kita berdua.
Thursday 3 September 2015
Harapan atau Khayalan?
Mentari pagi, bangunkan rima-rima di ufuk timur.
Siang menerjang bagai gelombang-gelombang halusinasi.
Dalam hatinya apakah dia berkata, aku rindu kamu?
Dalam hatinya apakah sebuah nama terukir, namaku?
Semu, tapi tak mungkin.
Gundah, tapi tak pantas.
Sejauh mata memandang, semuanya bisa mungkin.
Sejauh kaki melangkah, semua pasti pantas.
Jarum berputar dan tunjukkan tanda,
Tanpa gurau, tanpa lelah,
Aku akan terus melangkah,
Untuk mengarungi sebuah pertanda,
BAHWA,
sayangilah aku diatas semua kerinduanku wahai kasih.
DAN KARENA,
hanya waktu yg bisa membuktikannya.
AMIN
Siang menerjang bagai gelombang-gelombang halusinasi.
Dalam hatinya apakah dia berkata, aku rindu kamu?
Dalam hatinya apakah sebuah nama terukir, namaku?
Semu, tapi tak mungkin.
Gundah, tapi tak pantas.
Sejauh mata memandang, semuanya bisa mungkin.
Sejauh kaki melangkah, semua pasti pantas.
Jarum berputar dan tunjukkan tanda,
Tanpa gurau, tanpa lelah,
Aku akan terus melangkah,
Untuk mengarungi sebuah pertanda,
BAHWA,
sayangilah aku diatas semua kerinduanku wahai kasih.
DAN KARENA,
hanya waktu yg bisa membuktikannya.
AMIN
Subscribe to:
Posts (Atom)