Sunday 13 September 2015

Sepenggal Aneh

Jujur sih, bukan ingin rasis atau apa. Penulis memang dulunya ada pengalaman buruk di 2 kota yg penulis maksud, yakni Surabaya dan Surakarta, penulis sadar bahwa menjelek2an sebuah kota dengan oknumnya itu sangatlah sensitif dan bakal menjadi bumerang baginya, kenapa? yup .. kedewasaan ialah kuncinya,

1. penulis selalu emosi dijalan ketika memasuki kota Solo Jateng, kenapa? trafficnya kurang begitu disukai oleh penulis, banyak yg ngawur, spion tak pernah dipakai, crowded (macet) dan debu emisi gas buang dari bus bus kota, penulis hambar dan serasa ingin cepat2 meninggalkan kota yang semrawut ini.

2. didunia maya pada kususnya di sosmed, penulis sering didapati cekcok dengan oknum2 warga Surabaya karena mereka terlalu jujur dan terlalu kontras dengan budaya kota sang penulis, setiap komentar demi komentarnya, penulis selalu dikomentari oleh oknum2nya, tak perduli siapa mereka dan apa jabatan mereka.

3. sebelum ibunda penulis tiada, penulis sering sekali ngomel2 didepan ibunda, dimana selalu ujung2nya penulis dimarahin dan disadarkan, "awas nanti malah dapet jodoh dari sana kapok kamu dek." hmmm, penulis merupakan sosok yang sombong dalam menanggapi ibunda waktu itu,

tapi kini, penulis sadar, bahwa ibunda yang telah tiada memberikan cerminan yg baik kepada penulis dimana rasis itu tak baik dan tidak semua oknum yg bersalah mencerminkan budaya kearifan lokal kota setempat. sepertinya sudah bukan rahasia umum juga, tapi itu tetap saja semuanya ialah ajang "pendewasaan" dan menjadi "dewasa" itu pilihannya, teka teki mulai terkuak. satu demi satu clue terbuka lebar, penulis ingin momentum ini menjadi baik dan nyata kelak.

karena waktu yang tepat tak kan pernah datang pada orang yg menunggu, jempulah bolamu dan lakukan gol indah ke gawang lawanmu sehingga kemenanganmu mutlak dan pantas,

usai saja ketidak jelasan malam ini hehe,
sekian ..

No comments:

Post a Comment