Wednesday 30 December 2015

Berpasir diparas tepian danau

adanya butiran garam mengoyak keangkuhan durja
menolak lupa untuk memberi alasan
serpihan serpihan emas meninggalkan asa,
dimana kita sedang berpijak?

tak kuasa menunggu sebuah kenistaan
yang tak akan kembali untuk membaru
hanya karena-Mu lah,
hijau daun berserpih kekarang tepian kering.

mungkinkah mereka selalu setia?
adakah asa yang ingin menolak lupa?
dengan siapakah elang elang itu berlalu lalang?
menyalahgunakan kaca untuk berpaling dari kehampaan.

siang dan malam datangnya silih berganti
bagai angin malam yang berhembus dari timur ke barat daya,
sepertinya teriakan sasangkala-lah, dan itu apa?
itu tidaklah sebuah peristiwa yang meruncing ...
terkikisnya pelipis rindu dalam mencinta dirimu ...

fuad dhahana, 22 Juli 2018

No comments:

Post a Comment